Tampak Kepala BPS Ngawi, Bagas Susilo beri sambutan saat Workshop BPS Ngawi bersama para jurnalis dilaksanakan di ruang terbuka ala Garden Cafe. (Foto: Orbit-ind)
Ngawi, Orbit Indonesia
Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Ngawi adakan workshop dengan para jurnalis mengambil tema, "Statistik Untuk Jurnalistik," bertempat dihalaman belakang Gedung Kantor BPS, pada Hari Rabu (24/9/2025).
Sedianya acara dilaksanakan tepat pukul 8.30 WIB, ternyata acara harua mundur satu jam demi kehadiran para peserta. Namun demikian para peserta yang lebih dini datang bisa memanfaatkan jeda waktu untuk santai dengan berdiskusi. Apalagi suasana kebun belakang yang dahulu berupa kebun pisang disulap menjadi sebuah tempat pertemuan ala cafe. Tidak terasa jeda waktu itu berlalu satu jam lebih. Suasana ruang terbuka yang asri, sejuk dan didominasi dengan aksentuasi ornamen klasik bernuansa cafe tersebut membikin para peserta asik hingga waktu berlalu begitu saja.
Nampak terlebih dahulu hadir Kepala Infokom Ngawi, Mahmud Rosyadi menikmati suasana didampingi Kepala BPS Ngawi, Bagas Susilo, ditemani oleh beberapa rekan wartawan, bercanda sambil sesekali melontarkan ide-ide yang kemudian ditimpali beberapa rekan yang lain. Keakraban dan suasana kebun belakang tersebut memang sangat cocok untuk berdiskusi santai dengan membahas berbagai hal dengan ringan.
Kepala BPS Ngawi, Bagas Susilo memulai pemaparan dihadapan para jurnalis dengan santai, walau sang empunya gawe ini tampil elegan dengan setelan jas ringan. Ia membuka paparannya dengan menjelaskan pentingnya jurnalis terlibat dalam menginformasikan data-data BPS agar masyarakat pentingnya data-data untuk berbagai hal.
"Sangat mudah menipu dengan data, namun juga akan sulit menyajikan kebenaran tanpa data," urai Bagas saat membuka presentasi tentang pentingnya sebuah data statistik.
Kemudian, kepala BPS yang selalu tampil flamboyan ini menjelaskan tentang perkembangan kemiskinan di Ngawi yang ada tren menurun, yaitu dari lebih dari 25 % menurun signifikan menjadi 13,62 %. Namun demikian, penurunan angka kemiskinan tersebut masih diangka yang lebih tinggi di kabupaten tetangga seperti Kabupaten Magetan.
Sedangkan Mahmud Rosyadi, Kepala Dinas Informasi, Komunikasi, Statistik dan Persandian Ngawi menyatakan, rasa terima kasihnya kepada BPS Ngawi yang telah mengundang dirinya untuk hadir dalam workshop kali ini. Surprise sekali ternyata Kantor BPS Ngawi memiliki ruang yang sangat nyaman untuk berdiskusi secara terbuka. Apalagi ini juga untuk kali pertama bagi dinasnya mengikuti kegiatan ini.
"Saya kaget ternyata Kantor BPS yang saya kenal dahulu ternyata sekarang telah berubah. Kebun yang semula penuh tanaman pisang kini berubah sama sekali," ujar Mahmud saat mengawali kata sambutanya.
Kemudian kepala dinas yang belum genap sebulan menempati pos barunya itu juga mengapresiasi BPS yang telah menggandeng para jurnalis untuk turut menginformasikan data-data hasil survei BPS secara luas.
Dua nara sumber yang menjadi pembicara dalam kegiatan workshop bersama jurnalis pada kesempatan tersebut, keduanya merupakan tenaga ahli dari internal BPS sendiri, yakni Yoyok Cahyono dan Yeti.
Setelah pembukaan oleh Kepala BPS Ngawi, kemudian dulanjutkan oleh Yoyok dengan bahasan m tentang kemiskinan yang tidak bisa digeneralisir begitu saja. Salah satunya yaitu menghitung kemiskinan dari pengeluaran perkapita, jadi tidak hanya menghitung kemiskinan dari pemenuhan kebutuhan dasar semata.
Kemudian ia juga menggambarkan variabel kemiskinan dalam sebuah kolam yang didalamnya terdapat ikan yang berkelompok dalam persebaran yang berbeda. Dengan begitu strategi pengentasan kemiskinanyapun juga berbeda.
Sementara itu presenter lainnya, Yeti, membahas tentang pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada PDRB yang dipresentasikan pada Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). Kesemuanya akan berpengaruh terhadap variabel yang mempengaruhi kemiskinan.
Pewarta: Koh Mien
Posting Komentar
0Komentar