Ngawi, Orbit Indonesia
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali mewabah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, sejak akhir November lalu. Ratusan ekor sapi dilaporkan terinfeksi, bahkan puluhan di antaranya mati. Dinas Perikanan dan Peternakan (DPP) Ngawi telah mengambil langkah-langkah penanganan, termasuk berkoordinasi dengan Balai Besar Veteriner (BBVet).
Wabah PMK kali ini terdeteksi pertama kali di wilayah Dero dan Sekarputih, dan diduga berasal dari Pasar Legi Ngawi. Gejala yang muncul mirip dengan wabah PMK tahun 2022, meliputi leleran hidung dan mulut, luka di mulut dan lidah (lesi), kaki pincang, serta luka di kuku.
Menjawab pertanyaan dari masyarakat tentang virus yang diduga jenis baru, Plt. Kabid Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Perikanan Ngawi, Drh. Supriyanto, menyatakan belum ada kepastian. Walaupun disinyalir oleh masyarakat serangan PMK kali ini lebih ganas.
"Dikatakan lebih ganas tidak juga, karena beberapa kasus yang ada hampir mirip serangan pada tahun 2022 lalu," ujar Supriyanto yang berlatar dokter hewan kepada Orbit Indonesia.
Lebih jauh ia mengingatkan pada peternak, untuk selalu waspada bahwa wabah virus ini akan terus terulang. Tidak bisa memastikan virus PMK akan musnah begitu saja.
"Semestinya ternak selalu dijaga kesehatannya dengan cara menjaga kebeeaihan kandang dan selalu untuk vaksinasisi setiap enam bulan sekali," himbau Supriyanto, dokter hewan lulusan UGM ini.
Guna meneliti lebih lanjut tentang jenis wabah PMK yang menyerang ternak kali ini, Dinas Peternakan dan Perikanan Ngawi telah mengundang BBVet untuk melakukan identifikasi lebih lanjut terhadap jenis virus PMK yang mewabah. Langkah ini penting untuk menentukan strategi penanganan dan pencegahan yang tepat.
Selain itu, Suoriyanto menghimbau peteenak untuk melakukan upaya pengobatan secara tradisional dengan larutan pH tinggi (seperti borax, air aki, viki, atau cairan kuprisulfat) atau pH rendah (seperti asam-asaman, citroen, jeruk nipis) disemprotkan pada mulut dan kuku yang luka.
Meskipun demikian, peternak diimbau untuk berkonsultasi dengan dokter hewan untuk penanganan yang lebih tepat.
Program vaksinasi diwilayah Ngawi rencananya baru akan dilaksanakan pada bulan Januari secara masif. Hanya saja maayarakat harus akomodatif untuk mensukseskan program vaksinasi mendatang. Berdasarkan pengalaman pada tahun 2022 lalu, sebanyak 10.000 dosis vaksin PMK bantuan pemerintah pusat kedaluwarsa sejak Oktober 2024 karena banyak peternak yang menolak vaksinasi sapinya.
Pemerintah daerah mengimbau peternak untuk meningkatkan biosekuriti di kandang dan lingkungan, serta segera melaporkan jika menemukan gejala PMK pada hewan ternaknya. Masyarakat juga diyakinkan, bahwa daging hewan yang terinfeksi PMK aman dikonsumsi karena penyakit ini tidak menular ke manusia karena bersifat tidak zoonosis, sebagaimana vurus Anthrax.
Pewarta: Koh Mien
Posting Komentar
0Komentar