Kondisi TPT di Dusun Tulakan Kulon yang diterjang banjir bandang, sisa bangunannya telah dibersihkan.
Ngawi, Orbit-Ind
Hujan deras yang mengguyur daerah Sine, Sabtu, 25/2, akibatkan banjir bandang didua desa, yaitu Desa Tulakan dan Ketanggung. Desa Tulakan terkena dampak langsung, yakni ambrolnya bangunan TPT (Talut Penahan Tanah), yakni TPT jalan di Dusun Tulakan Kulon. Sedangkan Desa Ketanggung juga terjadi banjir bandang yang lebih besar, sehingga TPT jalan pertanian dan penghubung antar dusun juga ambrol.
Bangunan talud di Tulakan Kulon yang baru saja usai dibangun pada tahun 2023 dari anggaran DD (Dana Desa) tersebut sekitar 50 meter lebih ambrol. Kerugian kemungkinan bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Menurut keterangan dari masyarakat setempat yang memiliki lahan sawah sekitar bangunan talut tersebut, banjir bandang terjadi setelah sekitar daerah Sine diguyur hujan hampir sepanjang hari, lebih dari lima jam. Hujan mengguyur mukai jam 13.00 WIB sampai 18.00 WIB atau maghrib.
Saking deras akhirnya sungai yang berada disekitar hulu persawahan meluap hingga melanda persawahan sekitar. Padi yang mulai menguning akhirnya turut rusak dan amblas kebawa banjir.
Setidaknya ada sekitar 3 hingga 5 hektar lahan padi siap panen keterjang banjir.
Salah satu pemilik sawah, Parti warga Tulakan Kulon menjadi korban banjir bandang. Sawahnya seluas 6 are habis diterjang banjir.
"Akhirnya sawah saya gagal panen. Biasanya sawah saya ini bisa menghasilkan sekitar 6 kwintal," ujar Mbah Parti, wanita tua usia 64 tahun yang harus mengerjakan sawahnya sendirian karena siaminya sakit stroke.
Demikian juga Warsini (57 tahun) mengaku juga gagal panen. Sawah hasil sewa tahunan yang letaknya bersebelahan milik Parti tersebut kini tinggal panen separuhnya saja.
Sayang sekali, ketika media ini menghubingi Kepala Desa Tulakan tidak berada dikantor. Bahkan saat dihubungi lewat telepon genggamnya juga tidak ada jawaban.
Namun bencana banjir bandang di Desa Tulakan tersebut sempat beredar dimasyarakat. Video dan foto yang tersebar menjadi gambaran betapa dahsyatnya banjir pada saat itu, yang membuat TPT ambrol.
Banjir Bandang di Desa Ketanggung Lebih Parah
TPT Desa Ketanggung yang ambrol. Banjir yang menerjang persawahan di desa ini menurut cerita masyarakat kayak air bah, karena saking besarnya.
Dibandingkan daerah lainnya di Kecamatan Sine, letak Desa Ketanggung berada dihilir atau masuk daerah paling bawah. Tidak mengherankan banjir bandang tempo hari, (25/2), Desa Ketanggung malah mengakibatkan kerusakan paling parah. Gerusan kekuatan air banjir bandang bisa terlihat dari dampak yang ditimbulkannya. Beberapa ruas DAM pembagi air disebelah utara kantor desa, mengalami kerusakan. Akibatnya air meluap dipesawahan penduduk hingga akhirnya menjebol TPT jalan pertanian sekitar 50 meteran.
Tidak hanya itu, air juga menggerus badan jalan dan sejumlah ruas TPT yang tidak ambrol. Namun kemungkinan, begitu kena banjir susulan, maka bisa jadi kerusakannya akan lebih parah.
Sama halnya di Tulakan beberapa hektar sawah warga yang dilewati warga lumat oleh banjir. Bahkan kerusakan dan luasan lahan kerusakan di Ketanggung lebih parah.
Saat dihubungi lewat telepon genggamnya, Kades Ketanggung, Sri Joko mengakui, bahwa TPT yang baru saja dibangun anggran tahun 2023 lalu roboh. Beberapa foto dan video dari rekaman warga menampakan gambaran kedahsyatan banjir yang terjadi sekitar tiga minggu lalu. Onggokan kayu, sampah, bahkan ban mobil truk hingga sisa sampah meluap di lahan persawahan.
"Atas kejadian bencana tanah longsor tersebut, kami sudah melaporkan pada pihak-pihak terkait. Kami melaporkannya secara lengkap pada atasan, dan selanjutnya menunggu petunjuk dan perintah," ujar Sri Joko lewat telepon genggamnya.
Tampak bangunan TPT yang merupakan penahan jalan akses untuk usaha tani dan jalan tembus antar dusun tersebut belum ada upaya evakuasi. Kades Sri Joko tidak berani mengevakuasi karena belum ada kunjungan dan penelitian dari pihak terkait. Pihaknya takut salah apabila melangkah lebih jauh sebelum ada penelitian dan perintah dari atas.
Salah satu perangkat, Hanavi menyatakan, bahwa pihaknya memang belum berani untuk melakukan kegiatan pembongkaran atau evakuasi bangunan yang menimpa lahan sawah warga, karena menunggu pemeriksaan pihak terkait. Jangan sampai bencana ini dijadikan dalih bahwa kualitas bangunan kami tidak memadai atau tidak sesuai bestek.
"Sebelum ada pemeriksaan dari pihak terkait kami tidak berani melakukan evakuasi pembongkaran, walau sebenarnya material tersebut bisa mengganggu aktifitas warga," jelas Hanavi, Kaur Keuangan Desa Ketanggung. Sambil menjelaskan kualitas TPT yang dibangun.
Sementara itu Camat Sine, Agus Dwi saat ini telah berkordinasi dengan desa yang terdampak utamanya Tulakan dan Ketanggung. Kedua desa telah membuat laporan resmi tentang bencana banjir yang menimpa wilayahnya kepada pihak-pihak terkait.
"Karena memang terjadi bencana banjir, maka kami memerintahkan kepada desa terdampak untuk melakukan laporan resmi terkait dampak yang ditimbulkan oleh banjir bandang yang menimpa wilayah kedua desa, termasuk sejumlah dampak kerugiannya," ujar Agus Dwi, Camat Sine yang baru beberapa saat laku dilantik.
Ditempat kejadian tampak bongkahan bangunan yang sebagian besar masih utuh menimpa sawah warga. Beberapa ruas lahan tanaman padi kelihatan rusak akibat terjangan banjir. Bongkahan sisa bangunan tersebut masih menutup sebagian lahan pertanian.
Salah satu pemilik lahan korban banjir, Pardi mengeluhkan banjir kali ini. Sebagian besar sawahnya yang siap panen diterjang banjir, sehingga bisa dikatakan musim ini gagal panen. Hal itu juga terjadi pada beberapa lahan milik warga disekitar area terjangan banjir.
"Kebetulan sawah saya berada didekat aliran banjir, jadi sebagian besar padi yang telah menguning rusak oleh banjir bandang," terang Pardi sambil membenahi lahan sawahnya yang dibantu oleh beberapa orang.
Pardi dan beberapa rekannya tersebut berharap pemerintah untuk memperhatikan warga terdampak. Bila perlu membantu memulihkan kegiatan pertanian milik warga.
"Banjir kali ini sangat besar pak, kayak air bah. Bahkan puluhan ban truk ikut hanyut terbawa banjir hingga dipesawahan kami," terang Pardi sambil menggambarkan besarnya banjir yang merusak lahannya.
Banjir di Ketanggung terjadi hampir bersamaan dengan banjir di Tulakan. Kerugian akibat banjirpun sama yaitu kerusakan insfrastruktur talud jalan usaha tani tergerus oleh banjir bandang.
Sebelumnya, di Kecamatan Sine juga terjadi tanah longsor di Desa Pocol. Untuk itu camat Sine menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap berbagai bencana, utamanya tanah lonsor dan banjir, karena kontur wilayah Sine yang berupa bukit dan lereng gunung rawan bencana tanah longsor dan banjir bandang.
Pewarta: Katimin A. Rohim
Posting Komentar
0Komentar