Totok Haryono, Bawaslu (foto kemeja putih nomer dua dari kiri) saat menghadiri kegiatan Gathering Bawaslu bersama Media di Convention Hall, Amarta Hotel & Resort, Kota Batu. (Foto: Orbit Indonesia)
Ngawi, Orbit Indonesia
Bertempat di Convention Hall, Amarta Hotel & Resort, Kota Batu, acara Media Gatheri Bawaslu Jatim dengan Awak Media Massa, pada Hari Sabtu hingga Senin (16 - 18/ 11) terasa sangat istimewa, karena dihadiri oleh Komisioner Bawaslu Pusat, yakni Totok Haryono (Bagian Hukum dan Sengketa). Apalagi teristimewa Totok berlatar belakang jurnalis di Jawa Timur.
Acara gathering media se - Jawa Timur ini dihadiri setidaknya 76 perwakilan media yang ada di kabupaten dan kota di Jawa Timur, yang masing-masing diwakili dua orang. Gathering bersama awak media ini diharapkan akan meningkatkan hubungan harmonis antara penyelenggara pemilu utamanya Bawaslu didaerah masing-masing, serta meningkatkan pengawasan partisipasif terhadap pelaksanaan Pilkada Serentak pada tahun 2024 ini. Demikian keterangan Indra selaku ketua panitia saat memberikan sambutan.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Pusat, Totok Haryono, diberi kesempatan untuk membuka acara tersebut. Komisioner Bawaslu yang berlatar belakang jurnalis ini, dalam sambutannya lebih banyak mengungkap memorinya saat menjadi wartawan hingga menjadi komisioner. Apalagi saat itu juga bertemu dengan seniornya juga sebagai peserta dalam gathering, yakni Widodo, wartawan Times Indonesia, Malang, yang dulu mengawali kariernya bersama Jawa Pos.
Totok Haryono, dalam.sambutannya menyatakan, bahwa kariernya hingga menjadi Komisioner Bawaslu karena atas dorongan rekan-rekan wartawan, serta bimbingan para senior. Maka dari itu kehadirannya kali ini seakan membuka memorinya saat menjadi jurnalis bersama rekan-rekan jurnalis Jatim.
"Wartawan harus imparsial, tidak memihak apalagi partisan. Itulah perbedaan wartawan dengan profesi yang lain. Maka fungsinya dalam.pengawasan pada penyelenggaran pemilu sangat penting," terang Totok, yang dulu mengawali kariernya di Koran Memorandum, dalam sambutannya sebelum membuka acara.
Semntara itu panelis pertama dari akademisi, Aditya Wardono, dalam prepare presentasinya menyatakan, bahwa media memiliki peran sentral dalam demokrasi. Ia mengutip pernyataan Jeferson tentang keberadaan media massa, bahwa lebih baik tidak ada pemerintahan daripada tidak ada media. Bahkan menurut Walter Conkrite secara khusus menyatakan, bahwa media adalah tulang punggung demokrasi.
"Maka sangat tepat apabila perundangan negara kita menempatkan media massa sebagai pilar keempat demokrasi," ujar Aditya Wardono yang juga pernah jadi lektor di Universitas Negeri Jember.
Kemudian, dihadirkan pula dua panelis yang lain, yakni M. Qudus Salam dan Emanuel dari KPID Jatim.
Bang Emanuel secara khusus menerangkan tentang pokok-pokok perijinan media elektronik yang akhirnya banyak kasus yang melanggar aturan, serta penyerapan kue iklan yang selama ini dianggap bermasalah.
Kedua panelis ini juga menyoroti tentang perkembangan media penyiaran yang harus memenuhi berbagai aturan yang sangat ketat, namun mendapatkan porsi kue iklan yang tidak seberapa. Hal tersebut sudah barang tentu sangat merisaukan. Media sosial selama ini mendapatkan aliran iklan atau endorsmen yang tidak terbatas, sementara itu media massa mainstreem mendapatkan pembatasan-pembatasan.
Kegiatan gathering Bawaslu bersama Media Massa Jawa Timur juga diselingi dengan kegiatan outbond, guna mempererat hubungan antara Bawaslu dengan awak media untuk meningkatkan pengawasan partisipasif kegiatan Pemilukada serentak.
Pewarta: Koh Mien
Posting Komentar
0Komentar