Oleh: Maman Supriatman
Transformasi digital, khususnya di sektor keuangan, telah membawa perubahan besar dalam sistem ekonomi global. Dunia perlahan bergerak menuju sistem tanpa tunai yang menawarkan efisiensi dan kenyamanan dalam berbagai transaksi.
Namun, di balik kemajuan ini, Syekh Imran Hosein mengingatkan bahwa fenomena ini bukan sekadar inovasi teknologi, melainkan bagian dari strategi global yang dirancang untuk mencapai kendali penuh atas umat manusia. Sistem transaksi digital dapat menjadi alat kendali yang membatasi kebebasan individu dan mendukung tatanan dunia yang terpusat.
Artikel ini membahas pandangan Syekh Imran Hosein, sebagaimana disampaikan dalam video berjudul “Uang Digital, Total Kontrol & Sistem Dajjal”, serta mendalami keterkaitan antara transformasi digital dan narasi Eskatologi Islam.
Transisi Menuju Era Transaksi Digital
Peralihan dari transaksi tunai ke nontunai berlangsung bertahap, didorong oleh kebutuhan akan efisiensi, keamanan, dan kemudahan, terutama dalam transaksi besar yang sulit dilakukan secara tunai. Kombinasi keduanya mencerminkan proses transisi menuju masyarakat tanpa uang tunai (cashless society), yang semakin relevan di era digital.
Uang tunai tetap menjadi pilihan utama untuk kebutuhan kecil dan transaksi langsung, seperti membeli makanan di pasar tradisional atau membayar ongkos transportasi lokal. Kepraktisannya terletak pada kemudahan penggunaan tanpa memerlukan teknologi atau jaringan perbankan.
Sementara itu, transaksi dalam jumlah besar, terutama yang melibatkan sektor korporasi, institusi, dan perdagangan internasional, telah lama beralih ke sistem nontunai.
Contohnya, pembayaran perdagangan internasional dan pasar modal, transaksi dalam kontrak pemerintah dan swasta, pembayaran gaji karyawan dan pengeluaran perusahaan, pembelian properti dan kendaraan.
Meski transaksi nontunai mendominasi skala besar, uang tunai tetap relevan dalam konteks tertentu, seperti pembelian di pasar tradisional, pembayaran jasa di daerah terpencil, atau transaksi informal antarindividu. Fase ini mencerminkan proses transisi menuju sistem keuangan digital sepenuhnya.
Kendali Global di Balik Transformasi Digital
Digitalisasi transaksi dianggap sebagai cara efektif untuk mengawasi dan mengontrol individu secara global. Dalam Eskatologi Islam, sistem ini dikaitkan dengan kendali Dajjal atas ekonomi dunia. Beberapa elemen utama dalam narasi ini meliputi:
1. Identitas Keuangan Digital
Sistem ini mengintegrasikan data keuangan dengan identitas individu melalui teknologi seperti biometrik, e-wallet, dan blockchain. Implikasinya, individu yang tidak terdaftar berpotensi dikucilkan dari aktivitas ekonomi global.
2. Sentralisasi Sistem Global
Regulasi dan teknologi memungkinkan sistem transaksi global dikuasai oleh segelintir lembaga atau negara besar. Contohnya, swift untuk transfer internasional atau mata uang digital bank sentral (CBDC) yang memantau transaksi secara real-time.
3. Potensi Penyalahgunaan Kekuasaan
Data dan sistem transaksi digital dapat digunakan untuk mengontrol masyarakat, termasuk membatasi akses kebutuhan dasar jika tidak sesuai kebijakan tertentu. Sistem ini mengandung resiko, karena dapat dimanfaatkan untuk tujuan politik atau ekonomi tertentu, seperti embargo individu atau kelompok.
Dalam konteks ini, pandemi global menjadi katalisator percepatan digitalisasi, termasuk transaksi non-tunai. Selain alasan kesehatan, seperti mengurangi kontak fisik, pandemi juga menjadi momentum strategis bagi implementasi sistem identitas digital yang terintegrasi. Sertifikat vaksin yang terhubung dengan identitas digital menjadi langkah awal menuju kontrol berbasis teknologi.
Transaksi Digital sebagai Fondasi Kendali Global
Syekh Imran Hosein menekankan bahwa kemunculan Dajjal terjadi melalui perubahan bertahap di bidang ekonomi, politik, dan budaya global. Salah satu pilar utama proses ini adalah transaksi digital, yang digunakan untuk mengendalikan akses manusia terhadap sumber daya ekonomi.
Sistem transaksi digital memungkinkan pengumpulan data keuangan individu yang diawasi melalui sentralisasi. Ini sesuai gambaran hadits bahwa Dajjal akan mengontrol siapa yang dapat makan dan siapa yang tidak (HR. Muslim, Al-Fitan 2933). Teknologi seperti blockchain, CBDC, dan sistem pembayaran global menjadi alat utama dalam strategi ini.
Elemen strategis kendali global dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a. Sistem tanpa tunai memungkinkan pemblokiran akses ekonomi bagi individu yang tidak tunduk pada aturan global.
b. Integrasi data global mempermudah identifikasi dan pengucilan individu yang menolak tunduk.
c. Ketergantungan pada teknologi membuat individu sulit lepas dari sistem yang sepenuhnya terkontrol.
*Perspektif Eskatologi Islam dalam Membaca Fenomena Digital*
Transformasi digital yang semakin meluas membawa tantangan besar bagi umat Islam. Eskatologi Islam, selain mengajarkan untuk mengidentifikasi tanda-tanda akhir zaman, juga memberikan wawasan penting dalam menghadapi fenomena ini.
Digitalisasi, yang tampak sebagai kemajuan, sebenarnya menyembunyikan potensi besar untuk membatasi kebebasan individu dan mengendalikan sistem global.
Syekh Imran mengingatkan bahwa sistem keuangan digital, meskipun menawarkan kenyamanan, sebenarnya dapat digunakan untuk menciptakan ketergantungan total terhadap sistem yang sepenuhnya terkendali oleh kekuatan besar, yaitu Dajjal.
Apa yang tampak sebagai inovasi teknologi yang menguntungkan, seperti penghapusan uang tunai dan pengintegrasian data global, sesungguhnya berpotensi membatasi ruang privasi dan kebebasan.
Eskatologi Islam mengajak untuk tidak hanya melihat fenomena ini secara dangkal. Umat Islam harus memiliki kesadaran kritis dalam menghadapi dunia yang semakin terkoneksi dan terintegrasi, memahami bahwa teknologi bisa dimanfaatkan sebagai alat untuk kendali global yang lebih besar. Melalui pendekatan tekstual-kontekstual, Eskatologi Islam menawarkan interpretasi dalam memahami hakikat realitas di balik penampilan lahirnya.
والله اعلم
MS 28/01/25
Posting Komentar
0Komentar