Ngawi, Orbit Indonesia
Kemajuan teknologi dan maraknya penggunaan media sosial juga rentan membawa dampak negatif bagi remaja dan pelajar. Bahkan juga dapat membawa implikasi hukum bagi pelanggarnya.
Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kabupaten Ngawi menyadari hal ini, untuk itu SMSI bekerjasama dengan Pemkab Ngawi serta Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP se-Kabupaten Ngawi, menggelar workshop jurnalistik bagi pelajar SMP.
Workshop Jurnalistik bertajuk, "Jurus Jitu Aman Bermedia Sosial" tersebut digelar di Gedung Kesenian, pada Hari Senin (24/2/2025). Workshop ini dibuka Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko dan dihadiri perwakilan Forkompimda setempat.
Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko, mengapresiasi dan mendukung kegiatan SMSI sebagai bagian dari upaya menangkal pengaruh buruk kemajuan teknologi informasi di era digital ini.
"Ruang digital ini ada berbagai kegiatan, ada jurnalistiknya juga, ada media sosialnya, dampak negatif yang ada jelas harus ada filter," pesan Mas Antok, sapaan akrab Wabub Ngawi dua kali ini.
Ketua SMSI Kabupaten Ngawi, Kundari Pri Susanti, menegaskan, bijak dalam menggunakan media sosial, sudah harus dipahami sejak dini, apalagi pada anak sekolah yabg menginjak remaja.
Pemahaman itu semestinya terdukung dengan makin giat membudayakan literasi dan meningkatkan minat baca bagi generasi muda.
"Teknologi yang makin canggih mendukung sebaran informasi beredar di masyarakat. Tak jarang yang disebarkan itu mengandung ujaran kebencian atau informasi hoax, yang bisa berujung sanksi hukum," ujarnya.
Workshop itu juga menghadirkan pembicara dari Polres yakni Iptu Dian Ambarwati. Iptu Dian yang juga Kabid Humas Polres Ngawi, meminta agar siswa hati-hati saat menerima maupun menyebarkan kembali informasi.
"Jangan sampai nanti malah kena jerat hukum dengan UU ITE," ungkap Iptu Dian.
Sedangkan Tarmuji, pemateri yang juga Sekretaris SMSI Jawa Timur, berpesan agar siswa lebih bijak dalam bermedia sosial dan memiliki keberanian untuk bisa berkarya positif.
"Konsisten dalam membuat konten-konten positif tentang diri kalian, itu dapat disebut branding," ungkapnya.
Selain mendorong adanya karya kreatif siswa di ruang-ruang digital, Tarmuji juga menyarankan agar para pelajar fokus pada cita-cita dan tidak takut mencoba hal baru yang bermanfaat.
Pewarta: Koh Mien
Posting Komentar
0Komentar