Pelaksanaan ujian Perades di Desa Banyubiru yang dilaksanakan di Gedung Balai Desa berjalan tertib, terbuka dan bisa diakses oleh masyarakat. (Foto: Orbit-Ind)
Ngawi, Orbit Indonesia
Ujian perangkat desa (Perades) di dua desa yang berada di Kecamatan Widodaren akhirnya sukses diselenggarakan tanpa ada riak ketidakpuasan sebagaimana yang terjadi di beberapa desa wilayah timur Kabupaten Ngawi, walau sebenarnya ujian tersebut sempat membuat sebagian kalangan mengkhawatirkannya. Namun ujian yang berlangsung pada Hari Sabtu (27/9/2025), Desa Kayutrejo bertempat di SMAN 1 Ngrambe dan Desa Banyubiru yang diselenggarakan di gedung serbaguna desa akhirnya berlangsung dengan baik dan berjalan lancar.
Ujian Perades Desa Kayutrejo diselenggarakan di SMA 1 Ngrambe, sedangkan Desa Banyubiru dilaksanakan di Gedung Pertemuan Desa. Kesemuanya diselenggarakan dengan sistem CAT (Computer Assisted Test).
Kekhawatiran dan ketegangan memang sempat dikhawatirkan oleh beberapa pihak, namun rupanya pengalaman dari beberapa desa sebelumnya menjadi pelajaran berharga dan akhirnya penyelenggara berusaha mematuhi secara cermat aturan yang telah ditetapkan.
Ketua panitia ujian Perades Desa Kayutrejo menyatakan, bahwa pihaknya berusaha menyelenggarakan sebaik mungkin ujian tersebut secara terbuka dan akuntabel.
"Kami berusaha melibatkan semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan ujian ini, baik kelembagaan desa maupun kepala desa sendiri, serta pihak kecamatan. Setiap tahapan kami laporkan secara terbuka," terang Prawoto, ketua panitia yang juga mantan kepala desa kepada awak media.
Walau penyelenggaraan ujian ini terkesan tertutup dari media namun dilakukan pengawasan yang ketat oleh lembaga dan pihak keamanan.
Sementara itu Ari Susilo, ketua panitia ujian Perades Desa Banyubiru memastikan ujian yang diselenggarakan mematuhi semua aturan dan prosedur yang berlaku. Serta menjamin ujian peradea ini dilaksanakan secara affair, transparan dan bisa diaksea oleh semua pihak. Sedangkan tim penyusun diambil dari kalangan akademisi yang dijamin independensinya.
"Kami jamin ujian ini fair tidak ada permainan. Soal tim penyusun kami tunjuk melalui musyawarah dwngan kepala desa dan BPD," jelas Ari yang juga berorofesi sebagai guru ini.
Ujian Perades di Kayutrejo dalam pengisian Kepala Urusan (Kaur) Pelayanan akhirnya diraih oleh Niken Hapsari dengan nilai 68,8. Niken merupakan putra asli Desa Kayutrejo.
Sementara itu dalam pengisian Perades Desa Banyubiru yang diikuti oleh peserta yang berjumlah 41 orang sedang yang mengikuti ujian hanya 35 orang. Ujian tersebut rupanya berlangsung sangat sengit, karena raihan nilai yang hanya terpaut sangat tipis. Perolehan nilai dalam perebutan Kaur Perencanaan tersebut sangat tinggi, yakni hampir menyentuh nilai 90. Akhirnya peraih nilai tertinggi adalah Imam Joni Iswanto, merupakan warga setempat yang meraih nilai 88,89.
Sedangkan peraih nilai tertinggi kedua adalah Wisnu Adi Santo dengan nilai 88,46.
Menurut pengamatan beberapa masyarakat yang ditemui awak media, rata-rata merasa puas dan mempercayai sepenuhnya hasil seleksi dikedua desa kali ini.
"Melihat nilai yang diperoleh sangat jelas ujian kali ini sangat bagus dan kompetitif. Artinya tidak ada campur tangan untuk membuat kecurangan," ungkap salah satu warga Banyubiru yang sekaligus menjadi aktifis yang tidak mau disebutkan namanya.
Sementara itu, Camat Widodaren, Ardiansyah menyatakan, bahwa pihaknya telah mewanti-wanti kepada penyelenggara ujian ini untuk tidak main-main.
"Prinsipnya harus sesuai dengan aturan perundangan yang berlaku. Dan setiap tahap dilalui dengan benar," ujar Camat Widodaren.
Jauh-jauh hari ia telah mengantisipasi kejadian serupa, yaitu kepada semua yang terlibat telah dimitigasi agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan.
Pewarta: Koh Mien
Posting Komentar
0Komentar