Rekapitulasi disalah satu PPK di Dapil 4, terjadi perdebatan seru karena hilangnya salah satu kelengkapan dokumen.
Ngawi, Orbit
Perebutan suara persaingan antar caleg di Dapil 4, yang meliputi Kecamatan Sine, Ngrambe dan Jogorogo sangat seru, karena diisi oleh para caleg yang memiliki popularitas dan elektoral tinggi. Baik itu calon incumben dan pendatang baru. Sejumlah caleg tersebut memperebutkan tujuh kursi anggota DPRD Kabupaten Ngawi di Dapil 4. Terjadi dua buah kejutan dari proses kontestasi tersebut, yakni hadirnya dua pendatang baru dan tergesernya perolehan suara di internal PDIP, yaitu Pujo Wahono berhasil menggeser perolehan sang Ketua Dewan Heru Kusnindar, sekaligus memuncaki perolehan suara.
Melalui perhitungan menganut sistem Sainte Lague, sistem perhitungan suara dengan kelipatan ganjil yang dilakukan oleh KPU, kemungkinan nama-nama caleg berikut diprediksi akan melenggang menduduki kursi DPRD Ngawi. Berikut nama-nama caleg Dapil 4 yang berpeluang duduk sebagai anggota dewan Ngawi menurut perhitungan KPU dan sinkronisasi dengan perhitungan internal partai dari form C 1 (saksi), yakni: Pujo Wahono, Heru Kusnindar, Suji Astutik (PDIP); H. Haryanto, S.I.P., M.M. (PKS); Erning Yuli Asnunik (Gerindra); Nuri Karimatunnisa, S.Si. (PKB); dan Dr. Gunadi Ash Cidiq, Mpd, M.M.
Hadirnya nama-nama seperti Nuri Karimatunnisa, Zaenal Arifin, Muh Faqih, Rohmat Santoso, Suji Astutik, dan Nasrun, membuat persaingan sangat sengit. Akhirnya Suji Astutik (PDIP) dan Nuri Kairimatunnisa (PKB) mampu menasbihkan diri calon kuat menjadi DPRD Ngawi. Sementara itu Rohmat Santosa (Golkar) dengan Nasrun (PAN) harus menunda ambisinya. Nasrun harus mengakui dominasi Gunadi Ash Cidiq dalam mendulang suara di PAN. Sedangkan Rohmat Santosa harus menerima kekalahan dengan jebloknya perolehan Golkar yang selama ini selalu mendapat jatah satu kursi.
Persaingan yang begitu sengit tersebut mengharuskan suara Partai Golkar tergerus, terlempar dari Dapil 4. Kemungkinan kursi Golkar digantikan oleh wakil dari PKB.
Sementara itu, nama Slamet Riyanto juga harus rela tersingkir setelah suaranya tidak signifikan untuk bersaing dengan caleg diinternal PDIP. Nama Suji Astutik akan mengambil alih kedudukannya. Setelah Slamet Riyanto hanya mendapatkan suara sekitar 3.820. Suara ini terpaut jauh di bawah suara perolehan Suji Astutik yang mencapai angka seribuan, tepatnya 4.823.
Kejutan yang lain juga terjadi pada peraihan jumlah suara masing-masing caleg. Di internal PDIP suara Heru Kusnindar, yang merupakan Ketua DPRD san menjadi jawara di Dapil 4 saat ini tergeser oleh suara Pujo Wahono dengan selisih sementara mencapai ribuan. Dari data Info Publik KPU, kpu.go.id., hingga pengumpulan data sampai 96,42 % Pujo Wahono meraih 7.772, sedangkan Heru Kusnindar baru mancapai di bawahnya, yakni 6.309.
Kemungkinan kedepan suara partai seperti PKS dan PKB akan mempu menjadi partai yang memperileh suara gemuk alias melampaui ambang batas.
Karena saat ini suara PKS telah mencapai hasil di atas 8 ribu. Sedangkan PKB dengan kekuatan para calegnya telah berhasil menunjukkan kekuatan yang perlu diwaspadai.
Sebagai pendatang baru PKB mampu menempatkan posisinya di atas partai PAN bahkan perolehan Gerindra.
Pewarta: Koh Mien
Posting Komentar
0Komentar