Gedung serbaguna dan kantor desa terpadu dengan Gapura Majapahitan, menunjukkan visi pemerintahan Desa Wonorejo yang maju tetapi tetap mempertahankan budaya lokal. Foto: Orbit-Ind.
Ngawi, Orbit-Ind
Upaya Desa Wonorejo, Kecamatan Kedunggalar membuat regol atau gapura Kantor Desa dan Gedung Serbaguna gaya klasik Majapahitan patut mendapat apresiasi, karena dengan begitu desa memiliki aksentuasi kekhasan sebagai ciri desa budaya. Tidak tanggung-tanggung guna membranding sebagai desa budaya pemerintahan Desa Wonorejo menggelontorkan anggaran hingga Rp 180 juta lebih, yang diambilkan dari Dana Desa ( DD) tahun 2024, tepatnya Rp 184.217.000,00.
Bangunan tersebut kini telah berdiri dengan sangat bagus dan megah dengan aksentuasi gaya Majapahitan. Gaya arsitektur klasik ini dipilih dalam pembangunan regol atau gapura, hal ini merujuk bahwa Nusantara pada waktu Majapahit mengalami masa kejayaan. Di samping itu, dengan dibangunnya gaya klasik Majapahitan ini diharapkan Desa Wonorejo juga terobsesi masa kejayaan sebagaimana yang dicapai oleh Majapahit. Visi tersebut terungkap saat media ini berbincang dengan Kades Nuryanto saat ditemui di rumahnya.
Di samping itu salah satu tujuan membangun gapura khas Majapahitan ini juga menyadarkan masyarakat untuk tidak lupa dengan budayanya sendiri yang telah terkenal diseluruh dunia.
Tidak sampai disitu, kades Wonorejo menginginkan masyarakatnya mewarisi budaya Jawa yang dikenal adiluhung.
"Dengan menghargai budaya masa lalu kita akan flashback ke zaman dulu dengan menjunjung nilai-nilai yang unggul pada masa lalu. Mengambil hal yang baik, namun juga berinovasi sesuai perkembangan jaman," ujar Nuryanto.
Pembangunan gapura dan pagar Majapahitan itu terbilang sangat cepat, yakni hanya dalam waktu kurang dari dua bulan telah selesai pengerjaannya. Hal ini dikarenakan dikerjakan oleh tenaga ahli spesialis pembuatan gapura dan tugu klasik gaya Majapahitan yang didatangkan langsung dari Mojokerto, dibantu dengan tenaga kerja setempat.
"Tenaga kerja lokal kita ikut sertakan sambil untuk transfer pengetahuan. Siapa tahu warga Wonorejo akhirnya ada yang terampil. Jadi yang akan datang, kalau ada yang berminat membuat bangunan serupa bisa dilakukan oleh warga sendiri. Tidak jauh-jauh mencari orang Mojokerto. Kebetulan juga salah seorang pekerja ahlinya juga dari orang lokal Ngawi," jelas Nuryanto, Kades Wonorejo.
Kemudian kades Nuryanto juga menyatakan, bahwa Desa Wonorejo juga memiliki situs peninggalan sejarah yang berupa serpihan percandian yang disebut dengan situs Reco Banteng. Situs yang relatif terjaga tersebut diharapkan akan memberikan kesadaran kepada warga untuk mengembangkan diri sebagai desa yang maju.
Gedung Serbaguna Desa Wonorejo, sangat megah dengan lahan parkir yang luas. Semakin unik dengan adanya Gapura Majapahitan. Foto: Orbit-Ind.
Masyarakatpun menanggapi ide pembangunan tersebut dengan positif, dan merupakan gambaran pemerintahan desa saat ini peduli terhadap pelestarian budaya sendiri.
Masyarakat juga sangat senang dengan berdirinya gapura kantor desa yang megah tersebut. Apalagi sebelumnya juga dibangun kantor desa dan gedung pertemuan ditempat yang sama. Perlu diketahui, kondisi kantor desa Wonorejo selama ini kurang representatif untuk melayani masyarakat. Kondisi gedung kantor yang lama, walaupun masih kokoh, tetapi tempatnya kurang memadai, karena brrsisihan dengan jalan, sehingga mebahayakan lalu-lintas.
Diharapkan kedepan, dengan adanya gapura atau regol Majapahitan ini akan memberikan kebanggaan warga desa. Apalagi bangunan semacam ini kemungkinan baru ada Desa Wonorejo.
Pewarta: Koh Mien
Posting Komentar
0Komentar