Ngawi, Orbit-Ind
Salah satu ikon Ngawi adalah fosil. Sepanjang Bengawan Solo berserakan terpendam fosil-fosil yang menjadi penanda peradaban dan kehidupan jauh di masa lampau, jaman prasejarah. Ide ini yang kemudian diwujudkan oleh warga Grudo utamanya Dusun Cupo, yakni dengan membangun sebuah tugu gerbang dengan aksentuasi representasi masa lalu. Sebuah tugu selamat datang sepasang gading gajah purba menghiasi jalan utama menuju Dusun Cupo.
Hebatnya, walau dibuat oleh warga desa, namun citarasa seninya cukup tinggi (coba dibandingkan dengan tugu ikon Kartonyono). Dari sisi proporsi, tampilan dan aksentuasi pernik hiasan penuh filosofi.
Menurut Triono Herkules, Kades Grudo, pembuatan tugu tersebut bukannya tanpa makna. Gading Gajah Purba mengisyaratkan, bahwa Ngawi memiliki sejarah peradaban yang sangat lama. Gading melambangkan kekuatan dan keabadian. Sedang ornamen keris menunjukkan kekuatan kesaktian warga Grudo untuk membangun desa.
"Apabila ditarik gatis lurus ke utara, gerbang gading itu menuju arah aliran Bengawan Solo. Disekitar situ sejak jaman dahulu ada peradaban, karena Ngawi di masa lalu merupakan daerah penambangan alias pelabuhan menuju hulu," jelas Triono.
Konon daerah Cupo di sepanjang aliran bengawan memang dimanfaatkan penjajah dan para pedagang untuk singgahan dan pergudangan. Memang pada jaman dahulu transportasi melalu jalur perairan.
Pewarta: Koh Mien
Posting Komentar
0Komentar