Lahan pertanian di lereng Ginung Lawu seperti itu potensial ubtuk dikembangkan menjadi lahan budidaya holtikultura. (Foto: Orbit Indonesia)
Ngawi, Tabloid Orbit Indonesia
Seakan belum puas dengan prestasi sebagai lumbung padi nasional peringkat keenam, Pemerintah Kabupaten Ngawi berambisi kembangkan tanaman holtikultura. Apalagi sebagian wilayah Ngawi memiliki potensi tersebut, utamanya di daerah Ngawi barat yang dikenal daerah lereng Gunung Lawu. Hal tersebut terungkap dari perbincangan dengan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Ngawi, Supardi.
Supardi menjelaskan, bahwa Ngawi sebenarnya tidak hanya sebagai lumbung padi semata, tetapi juga potensial sebagai lumbung pangan. Karena apapun komoditas tanaman pangan bisa tumbuh baik ditanah Ngawi.
"Setelah tanaman padi, Ngawi telah dikenal diseantero Indonesia, utamanya di kota-kota besar, sebagai penghasil buah melon terbaik, maka kami ingin tanaman tersebut dan holtikultura juga mewarnai produk tanaman pangan di Ngawi," jelas Supardi mengawali perbincangannya.
Jadi Kabupaten Ngawi bisa dikembangkan sebagai lumbung pangan, mulai tanaman padi hingga tanaman pangan lain, termasuk buah-buahan dan tanaman holtikultura. Terang Supardi sambil memberikan gambaran pemetaan tanaman pangan diwilayah Ngawi.
Sejalan dengan itu, kebijakan dari pemimpin Ngawi tersebut ditopang dengan program PRLB (Program Ramah Lingkungan Berkelanjutan). Menurut pria humble ini, program itu telah berjalan selama awal pemerintahan Bupati Ony Anwar - Dwi Riyanto Jatmiko, hampir selama empat tahun terakhir.
Diwajibkan setiap desa untuk menyediakan anggaran sebesar minimum Rp 10 juta guna membiayai program tersebut. Adapun tujuannya adalah untuk kegiatan pertanian yang ramah lingkungan alias organik. Dengan begitu, keberlangsungan Ngawi sebagai lumbung padi akan terjaga bahkan akan meningkat.
Di samping itu, dengan pola pertanian berbasis organik, menjadikan kualitas hasil produksi pertanian akan naik, bagus, serta unsur hara tanah akan semakin baik.
"Kalau unsur hara setiap jengkal tanah bagus, maka dipastikan kualitas tanaman pertanian ataupun perkebunan tentu akan semakin berkualitas baik serta produktif," jelas Supardi.
Akan Genjot Holtikultura
Di samping tanaman padi, kedepan DKPP Ngawi juga akan mengembangkan tanaman holtikuktura, utamanya di daerah atas (lereng Gunung Lawu), seperti kawasan Kenebejo (Kendal, Sine, Ngrambe dan Jogorogo).
Suoardi, Kadin DKPP Kabupaten Ngawi, akan terus mendorong diversifikasi tanaman pangan utamanya holtikultura. (Foto: Orbit Indonesia)
Menurut Supardi, di daerah itu walau belum signifikan setidaknya masyarakat telah mengembangkan tanaman holtikultura sejak lama, seperti melon, cabai, sayuran, dan tanaman holtikultura yang lain.
"Tidak hanya lahannya yang cocok untuk pengembangan tanaman holti, tetapi masyarakat secara mandiri telah menanam tanaman ini. Budaya bertani holti masyarakat telah terbentuk, jadi dinas kami tinggal mensuport agar terjadi peningkatan produksi dan jumlah petani pembudidaya holtikultura," ujar Supardi.
Menurutnya, karena sumberdaya telah siap, maka dengan begitu pengembangan budidaya holtikultura ini akan bisa berkembang lebih cepat.
Diambil dari data DKPP Ngawi, bahwa bidang Perkebunan dan Holtikultura, memang terjadi peningkatan produktifitas pengembangan holtikultura belum memperlihatkan peningkatan yang signifikan, bahkan cenderung mengalami penurunan dan fluktuatif. Misalnya untuk tanaman cabai rawit pada tahun 2000 jumlah produksi 17,25 ribu ton, pada tahun 2023 turun menjadi 15,9 ribu ton. Namun dari produktifitas meningkat dari 8,5 ton per hektar menjadi 10, 6 ton per hektar. Hal itu terjadi karena penurunan jumlah lahan. Namun yang menggembirakan produktifitas menjadi naik, menunjukkan bahwa skill pembudidaya meningkat.
Demikian juga komoditas yang lain, seperti bawang merah, melon dan tanaman holtikultura yang lain juga mengalami perkembangan yang sama.
Namun yang menggembirakan, tanaman perkebunan, seperti durian, alpukat, kakao, kopi dan lainnya, baik luas lahan dan produksinya mengalami peningkatan yang signifikan.
Pewarta: Koh Mien
Posting Komentar
0Komentar